Rabu, 11 Februari 2009

Banjir Semarang-Kendal

Minggu kemaren kota Semarang benar benar dihajar. Diguyur hujan semaleman. Hingga akhirnya tanggul barito pembatas kali banjir kanal timur tak mampu menampung kiriman air dari selatan kota Semarang. Akibatnya sebagian besar daerah Semarang timur, tengah dan barat terbenam air. Mulai dari terminal Terboyo hingga kecamatan Tugu, Tambak Haji.
Stasiun Poncol pun tak mampu lagi memberangkatkan kereta karena terbenam hingga seperut orang dewasa. Banjir terparah membuat macet pantura selama berjam jam di kota kendal. Arus macet total. Karena kedalaman air yang terbilang cukup berbahaya untuk dilewati kendaraan. Untung saja banjir cepat surut.
Bingung lagi aku yang harus berangkat kerja ke pekalongan naek motor. Pikirku jika lewat Kendal pastinya aku tak kan bisa lolos dari banjir. Karena pada Senin pagi 9 februari 2009 hujan turun lagi. Mau naek bus umum juga pastinya akan terjebak macet pula.
Apa daya aku nekat naek motor dengan coba rute baru, yang sebenarnya aku tak pernah lewati. Berangkat dari rumahku di Citarum, pukul 8 pagi aku langsung saja lewat Dr. Cipto karena jalan Patimura terbenam dan tak kunjung surut. Menuju ke simpang lima dengan kondisi jalan yang padat di tengah guyuran hujan. Dengan kecepatan stabil 60-70 km/jam aku menuju ke gunung pati lewat simongan. Melewati jalan terjal di TPA Jatibarang tembus ke Mijen. Dari Mijen masih ke selatan terus ke Boja dan Singorojo terus ke Sukorejo. Jalan terjal membuatku agak merinding karena aku belum pernah lewat sini sebelumnya. Kali kali besar di jalan yang aku lewati mengalir deras dengan debit air yg banyak. Tak bisa kubayangkan air itu mengumpul di kota yang lebih rendah letaknya. Sungguh aku tak tau jalan waktu itu, hanya bepedom pada arah rambu menuju ke Sukorejo. Meskipun perjalanan mengerikan dengan medan yang terjal, cukup mengasyikan. Pemandangan yang indah, serta udara alam yang sejuk. Aku malah melewati perkebunan kopi dan areal wisata Curung Sewu. Sungguh pengalaman seru. Mau berangkat kerja eh malah bisa sekalian jalan jalan. Cukup capek, pantat juga terasa pegal. Setelah dari Sukorejo langsung ke arah Limpung lewat Bawang. Prediksiku udah bakal aman kalo udah sampae Limpung ni. Ke barat bentar lagi juga udah sampe Pekalongan. Sampe Limpung kulanjutkan perjalanan lagi ke Bandar. Tanpa istirahat karena aku menikmati perjalanan ini. Cukup istirahat di masjid Bawang untuk buang air kecil. Kondisi yang hujan dingin dan jalan licin membuatku kudu berhati hati. Tak jarang roda selip atau masuk lubang. Cukup keras dan aku yakin velg ku bakal penyok. Akirnya tepat jam12 siang aku sampai di kantorku di Pekalongan di kelurahan Bendan. Gila selama 4 jam aku berkendara, 2 kali perjalanan normal Pekalongan Semarang. Cukup melelahkan tapi seru mengasyikan. Semoga banjir tak perlu terjadi lagi kalo kita juga ramah alam. Semoga semua akan kembali normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar